TEKNIK REFRAMING - KHAFA SKIN CARE

TEKNIK REFRAMING

2 tahun yang lalu

TEKNIK REFRAMING

 

A.      Pengertian

Reframing adalah suatu proses untuk merubah isi, atau menata ulang sebuah pengalaman, atau interpretasi sehingga pengalaman tersebut mendapatkan arti yang berbeda dari ssebelumnya.

 

B.      Bentuk

Ada 2 bentuk reframing. yaitu reframing Content dan reframing context.

  1. Reframing Content

Reframing Content adalah adalah pemberian suatu pandangan baru (berbeda) sehingga sebuah peristiwa dapat memiliki nilai atau makna yang baru.

Contoh : "Saya selalu gagal dalam usaha yang saya lakukan",

Reframing content : "Kamu tidak gagal, tapi kamu dalam proses menuju kesuksesan".?

 

 

  1. Reframing Context

Reframing Context adalah pemberian suatu pandangan baru dimana dalam waktu dan kondisi yang berbeda, sebuah peristiwa yang sama dapat memiliki makna yang baru.

Contoh: "Sudah 3 kali usaha yang saya dirikan gagal" reframing context "itu artinya di usaha ke 4 kamu sudah berpengalaman dalam berbisnis".

 

C.      Tujuan

Tujuan teknik reframing adalah memberdayakan (empowering) orang yang memiliki pengalaman tersebut agar memiliki lebih banyak pilihan respon atas pengalamannya, sehingga orang ini memiliki kekuatan untuk menuju arah atau tujuan yang diinginkannya.(http: //fitra2008. wordpress.com /2009/02/03/ self-empowering-3-reframing-pemaknaan-yang-memberdayakan-atas-pengalaman/)

Selain itu ada tujuan lain dari teknik reframing, yaitu :

  1. Punya perspektif yang berbeda
  2. Punya pilihan tindakan lain
  3. Lebih membesarkan hati
  4. Positif thinking
  5. Terlepas dari keterikatan

 

D.     Tahap-Tahap

Tahap-tahap prosedur pelaksanaan teknik reframing:

Sebelum menggunakan teknik ini, terlebih dahulu dicari rasionalisasinya atau alasan mengapa menggunakan teknik ini, misalnya melihat melihat banyaknya pikiran-piran irasiolan yang dimiliki konseli hingga ia mengalami depresi. Pikiran konseli yang selalu melihat segala sesustunya negative dan tidak menyeluruh ini dapat menjadikan rasionalisasi mengapa terapi menggunakan teknik ini. Pertimbangan latarbelakang budaya juga dapat dijadikan rasional penggunaan teknik ini, efektif dan tidaknya.

 

Jika pilihan terapi untuk menggunakan teknik ini sudah matang, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pikiran-pikiran dan frame berfikir irasional konsei.

 

  1. Menentukan Suatu Penjabaran dari system

Tahapan ini adalah tahap yang menguji keterampilan si konselor dalam menentukan proses konseling. Hal ini didasarkan bahwa teknik ini difokuskan pada aspek kognitif, sehingga perlu adanya penjabaran secara operasional agar mudah difahami dan dimengerti oleh kedua belah pihak. Oleh sebab mengapa perlu adanya keterampilan-keterampilan dasar dalam konseling seperti lead atau question, paraphrase atau klarifikasi.

 

  1. Mengidentifikasi persepsi alternative

Tahapan ini sudah memulai mencari alternative-alternatif persepsi lain/frame-frame lain yang terkaita bagaiman mamandang masalah yang dihadapi konseli. Konselor bersama konseli mencari persepsi-persepsi yang terluapakan atau tidak disadari oleh klien.

 

Pada tahapan ini konselor memulai “memodifikasi” atau mempengaruhi pikiran- pikiran klien dengan persepsi-persepsi baru yang telah mereka temukan.

 

  1. Homework assignment dan Follow up.

Pada tahapan ini konselor memberi “tugas-tugas rumah” atau pekerjaan atas dasar persepsi-persepi atau sudut pandang yang ditemukan tadi, dimana klien harus atau diupayakan semaksimal mungkin agar konseli bersedia untuk melakukan atas kesadaran dan

 

persetujuan klien itu sendiri. Dengan menyadari esensi tugas tersebut klien akan memilki tujuan yang jelas mengapa ia harus melakukan atau mengerjakan “tugas rumah” tersebut. Sedangkan follow up adalah tindak lanjut yang diberikan oleh konselor menyikapi pemberian homework reframin.