Penatalaksanaan Flek Hitam-melasma - KHAFA SKIN CARE

Penatalaksanaan Flek Hitam-melasma

2 tahun yang lalu

PENATALAKSANAAN MELASMA

 

Pengobatan  melasma memerlukan waktu yang cukup lama, kontrol yang teratur serta kerja sama yang baik anatara penderita dan dokter yang menanganinya. Kebanyakan penderita berobat untuk alsan kosmetik. Pengobatan dan perawatan kulit harus dilakukan secara teratur karena melasma bersifat kronis residif.15

Penatalaksaan melasma meliputi :

  • Pencegahan
  1. Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah berat serta kambuhnya melasma adalah perlindungan terhadap sinar matahari. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara konvensional, misalnya dengan memakai topi lebar atau payung, atau dengan menggunakan tabir surya (sunscreen).
  2. Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab melasma misalnya, penghentian pemakaian pil kontrasepsi, menghentikan kosmetika yang berwana atau mengandung parfum.15
  • Pengobatan

Terapi yang sering digunakan pada melasma meliputi obat-obat bleaching (pemutih), tabir surya dan bila perlu bedah kimia.

  1. Pengobatan Topikal :
  2. Bleaching

Hydroquinone 2-5% dalam bentuk krim (dosis makin besar iritasi makin besar). Krim tersebut dipakai pada malam hari disertai pemakaian tabir surya pada siang hari. Umumnya tampak perbaikan dalam 6-8 minggu dan dilanjutkan sampai 6 bulan. Efek samping adalah dermatitis kontak iritan atau alergik. Setelah penghentian penggunaan hidroquinon sering terjadi kekambuhan. Formula Kligman : Krim yang mengandung Hydroquinone 5% + Tretinoin 0,1% + dexamethason 0,1%.

  1. Tabir surya

Sebaiknya berbentuk opaque (bahan fisik : mengandung titanium dioxyde dan zinc oxyde) atau dipaki tabir surya dengan SPF > 30. Tanpa penggunaan tabir surya yang opaque terapi akan gagal.

  1. Asam Retinoat (retinoid acid/tretinoin)

Asam retinoat 0,1% terutam digunakan sebagai terapi tambahan atau terapi kombinasi. Krim tersebut juga dipakai pada malam hari. Efek samping berupa eritema, deskuamasi, dan fotosintesis.

  1. Asam azeleat (Azeleic acid)

Asam azeleat merupakan obat yang aman untuk dipakai. Pengobatan dengan asam azeleat 20% selama 6 bulan memberikan hasil yang baik. Efek sampingnya  rasa panas dan gatal.

  1. Pengobatan Sistemik :
  2. Asam askrobat / Vitamin C

     Vitamin C mempunyai efek merubah melanin bentuk oksidasi mejadi melanin bentuk reduksi yang berwarna lebih cerah dan mencegah pembentukan melanin.

  1. Glutation

Glutation bentuk reduksi adalah senyawa sulfhidril yang berpotensi menghambat pembentukan melanin.

  • Tindakan Khusus :
  1. Bedah kimia

- Larutan glicolic acid 20-50% 3-4 minggu sekali

- Solusio Jessner :       Asam salisilat 14g, resorsinol 14gr

                                              Asam laktat (85%) 14 gr, etanol ad 100ml.

 

 

Epidermal melasma :

Tabir surya opaque pagi hari, hydroquinone dan tretinoin malam hari. Hasil pengobatan mulai terlihat setelah 2 bulan dan melasma hilang selama 6 bulan pengobatan.

Dermal melasma :

Hasil pengobatan minimal, terapi pilihan dengan kosmetika opaque. Terapi laser tidak menjanjikan. Pengobatan melasma bersam penggunaan kontrasepsi oral mengurangi keberhasilan pengobatan. Pengobatan melasma pada masa kehamilan dan menyusui tidak dianjurkan.11,13

 

Prognosis

Ketika melasma muncul selama kehamilan, prognosis untuk perbaikan spontan setelah melahirkan sangat baik. Namun, dalam banyak kasus melasma bertahan bahkan setelah stimulus homonal telah dihilangkan. Walaupun pengobatan dapat membantu, peningkatan pigmentasi biasanya dapat kembali setelah kulit terkena sinar matahari. Dalam semua kasus, melasma adalah kondisi jinak tanpa kecenderungan untuk transformasi ganas.8 Bila faktor-faktor penyebab dapat dihilangkan, prognosis baik.14

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Abdullah, Benny.2009. Dermatologi. Airlangga University Press, Surabaya.
  2. Andrianto,Petrus. 1988. Dermatovenerologi. EGC, Jakarta.h.110-111.
  3. Fitzpatrick,R,Rokhsar,C, 2005. The Treatment of Melasma with Fractional Photothermolysis a Pilot Study, Journal American Society dor Dermatology Surgery,Inc.
  4. Goldstein BG, Goldstein AO. 1998. Dermatologi Praktis. Hipokrates, Jakarta, pp.229-230.
  5. Graham, Brown, Burns T. 2005.Lectures Notes on Dermatology. Erlangga, Jakarta.
  6. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta, 35-45.
  7. James WD, Berger TG. 2006. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology, 10th Edition.Elsivier,Philadelphia, pp.854-855.
  8. Johnson, Bernett L. 1987. Disorders of Pigmentaion. In: Bondi Edward E. Dermatology Diagnosis and Therapy. Departement of Dematology University of Pennsylvania School of Medicine,Philadelphia,pp.201-202.
  9. Laperee H, Boone B, Schepper SD et al. Hypomelanoses and Hypermelanoses. In:Armando A, James ST, Apra S, editors.Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw – Hill; 2008. p.622
  10. Lawrence, Clifford M. Dermatology Color Atlas and Text. Europe : Wolfe.
  11. Muriastutik,Dwi et al. 2010. Melasma. Dalam: Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Airlangga Press,Surabaya,h.173-175.
  12. Notoatmodjo,S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
  13. Sawitri, Dwi Muriastutik et al. 2005. Melasma. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. RSU.Dr.Soetomo, Surabaya, h.109-111
  14. Siregar,S.2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC, Jakarta,h.279-280.
  15. Soepardiman, Lily. 2006. Kelainan Pigmen. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Edisi 4.Balai Penerbit FKUI,Jakarta,h.289-292.
  16. Wolff, Klaus. 2009. Pigmentary Disorders. In : Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th Edition.McGraw-Hill,USA, pp.344-346.


Artikel Terkait


  2 tahun yang lalu
  2 tahun yang lalu
  2 tahun yang lalu