Mengenal Flek Hitam/Melasma - KHAFA SKIN CARE

Mengenal Flek Hitam/Melasma

2 tahun yang lalu

MENGENAL FLEK HITAM/MELASMA

 

Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen,oxyhaemoglobin (dalam  darah)  dan  karoten. 15 Namun  yang  paling  berperan  adalah  pigmen melanin. Pada penyakit kelainan pigmentasi, sebagian besar diakibatkan oleh gangguan pada melanosit. Hal ini terlihat pada individu yang mempunyai kulit dengan pigmen yang sedikit atau tanpa pigmen melanin, yang mengalami kerusakan kulit lebih nyata akibat matahari dan beberapa jenis keganasan kulit.1 Kelainan pigmentasi dapat berupa perubahan warna kulit menjadi putih (hipopigmentasi), perubahan warna kulit menjadi kecoklatan (hiperpigmentasi).2 Hiperpigmentasi adanya peningkatan pigmentasi kulit dapat berasal dari peningkatan produksi melanin, peningkatan jumlah sel yang memproduksi melanin, atau keduanya.1

Melasma merupakan kelainan kulit berupa bercak-bercak kehitaman dan kecoklatan (hiperpigmentasi) pada wajah, sehingga dapat mengganggu penampilan seseorang.14 Biasanya mengenai area yang terpajan sinar ultra violet dengan tempat predilkesi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu bersifat simetris,2 mungkin juga dapat ditemukan di lengan. Melasma dapat teridentifikasi atau terlihat dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV), biasanya dapat dilihat pada 30% dari wanita Asia usia pertengahan.7

Kasus melasma terbanyak diderita oleh wanita, karena paparan sinar matahari di wajah, walaupun 10% dan kasus terjadi pada pria. Flek dapat terjadi pada berbagai kelompok masyarakat, dan suku, serta jenis kulit manusia apa saja.3 Melasma lebih jelas atau lebih sering pada orang dengan warna kulit cokelat atau hitam seperti orang dari Asia, Timur tengah, India, Amerika Selatan.16

Secara umum faktor risiko terhadap terjadinya penyakit adalah disebabkan faktor peilaku, manusia, agen penyebab dan faktor lingkungan.12 Berkaitan dengan penyakit melasma, cenderung disebabkan oleh faktor fisik berupa paparan sinar matahari, dan faktor kimia seperti paparan bahan kimia, serta faktor manusia yaitu kebiasaan menggunakan kosmetik yang mengandung bahan kimia yang berlangsung lama, kebiasaan menggunakan alat kontrasepsi yaitu jenis hormonal, penggunaan obat-obatan yang bersifat fototoksik, kehamilan serta faktor genetik.3 

Penggunaan bahan kimia yang berlebihan baik dalam bentuk kosmetik, obat-obatan juga menimbulkan efek samping bagi kulit, khususnya kulit wajah, sehingga berpotensi terhadap terjadinya melasma. Jenis bahan kimia tersebut seperti merkuri, senyawa bismuth, fenol, hidrogen peroksida.15 Sinar matahari diketahui sebagai pencetus utama timbulnya melasma, sehingga kasus ini sering terjadi pada orang-orang yang biasa terpajan sinar matahari.5 Paparan sinar matahari pada kulit akan menyebabkan proses melanogenesis yaitu pembentukan melanin yang menyebabkan hiperpigmentasi. Secara epidemiologi sering terjadi terutama pada bangsa Latin dan Asia. Tampak lebih jelas pada musim panas.13

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Abdullah, Benny.2009. Dermatologi. Airlangga University Press, Surabaya.
  2. Andrianto,Petrus. 1988. Dermatovenerologi. EGC, Jakarta.h.110-111.
  3. Fitzpatrick,R,Rokhsar,C, 2005. The Treatment of Melasma with Fractional Photothermolysis a Pilot Study, Journal American Society dor Dermatology Surgery,Inc.
  4. Goldstein BG, Goldstein AO. 1998. Dermatologi Praktis. Hipokrates, Jakarta, pp.229-230.
  5. Graham, Brown, Burns T. 2005.Lectures Notes on Dermatology. Erlangga, Jakarta.
  6. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta, 35-45.
  7. James WD, Berger TG. 2006. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology, 10th Edition.Elsivier,Philadelphia, pp.854-855.
  8. Johnson, Bernett L. 1987. Disorders of Pigmentaion. In: Bondi Edward E. Dermatology Diagnosis and Therapy. Departement of Dematology University of Pennsylvania School of Medicine,Philadelphia,pp.201-202.
  9. Laperee H, Boone B, Schepper SD et al. Hypomelanoses and Hypermelanoses. In:Armando A, James ST, Apra S, editors.Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw – Hill; 2008. p.622
  10. Lawrence, Clifford M. Dermatology Color Atlas and Text. Europe : Wolfe.
  11. Muriastutik,Dwi et al. 2010. Melasma. Dalam: Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Airlangga Press,Surabaya,h.173-175.
  12. Notoatmodjo,S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
  13. Sawitri, Dwi Muriastutik et al. 2005. Melasma. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. RSU.Dr.Soetomo, Surabaya, h.109-111
  14. Siregar,S.2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC, Jakarta,h.279-280.
  15. Soepardiman, Lily. 2006. Kelainan Pigmen. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Edisi 4.Balai Penerbit FKUI,Jakarta,h.289-292.
  16. Wolff, Klaus. 2009. Pigmentary Disorders. In : Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th Edition.McGraw-Hill,USA, pp.344-346.


Artikel Terkait