BAGAIMANA DOKTER MELAKUKAN DIAGNOSIS FLEK HITAM/MELASMA
Diagnosis melasma ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinis. Untuk menentukan tipe melasma dilakukan pemeriksaan sinar Wood, sedangkan pemeriksaan histopatologik hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu.15
Pemeriksaan Penunjang
Dengan menggunakan pemeriksaan histopatologik, mikroskop elektron, dan pemeriksaan dengan sinar Wood.
- Pemeriksaan histopatologis :
- Melasma tipe epidermal, melanin terutamaterdapat pada lapisan basal dan suprabasal. Kadang-kadang di seluruh stratum korneum dan stratum spinosum. Sel-sel yang padat mengandung melanin adalah melanosit,14 sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga terdapat pada keratinosit dan sel-sel stratum korneum.
- Melasma tipe dermal, terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
- Pemeriksaan mikroskop elektron :
Gambaran ultrastruktur melanosit dalam lapisan basal memberi kesan aktivitas melanosit meningkat.15
- Pemeriksaan dengan sinar Wood :
- Tipe epidermal, warna lesi tampak lebih kontras.
- Tipe dermal, warna lesi tidak bertambah kontras.
- Tipe campuran, lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak.
Diagnosis Banding
Hiperpigmentasi pasca peradangan dan efelid. Dengan anamnesis yang jelas dan pemeriksaan histopatologi, penyakit ini dapat dipastikan.14
- Post inflammatory hyperpigmentation (PIH)
Pada umumnya pasien datang dengan keluhan utama berupa bercak hitam, bintik hitam, perubahan warna kulit dan noda. Pasien dengan PIH mempunyai riwayat klinikal atau subklinikal atau riwayat trauma kutaneus inflamasi. PIH ialah hasil darirespon patofisiologi dari inflamasi kutaneus seperti akne, dermatitisatopik, liken planus, dan psoriasis.
Gambar 2.3
Hiperpigmentasi Pasca Infalamsi16
Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulityang sering terkena sinar matahari. Dan pada musim panas jumlahnya akan bertambah lebih besar, dan gelap.
Gambar 2.4
Efelid
DAFTAR PUSTAKA
- Abdullah, Benny.2009. Dermatologi. Airlangga University Press, Surabaya.
- Andrianto,Petrus. 1988. Dermatovenerologi. EGC, Jakarta.h.110-111.
- Fitzpatrick,R,Rokhsar,C, 2005. The Treatment of Melasma with Fractional Photothermolysis a Pilot Study, Journal American Society dor Dermatology Surgery,Inc.
- Goldstein BG, Goldstein AO. 1998. Dermatologi Praktis. Hipokrates, Jakarta, pp.229-230.
- Graham, Brown, Burns T. 2005.Lectures Notes on Dermatology. Erlangga, Jakarta.
- Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta, 35-45.
- James WD, Berger TG. 2006. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology, 10th Edition.Elsivier,Philadelphia, pp.854-855.
- Johnson, Bernett L. 1987. Disorders of Pigmentaion. In: Bondi Edward E. Dermatology Diagnosis and Therapy. Departement of Dematology University of Pennsylvania School of Medicine,Philadelphia,pp.201-202.
- Laperee H, Boone B, Schepper SD et al. Hypomelanoses and Hypermelanoses. In:Armando A, James ST, Apra S, editors.Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw – Hill; 2008. p.622
- Lawrence, Clifford M. Dermatology Color Atlas and Text. Europe : Wolfe.
- Muriastutik,Dwi et al. 2010. Melasma. Dalam: Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Airlangga Press,Surabaya,h.173-175.
- Notoatmodjo,S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
- Sawitri, Dwi Muriastutik et al. 2005. Melasma. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. RSU.Dr.Soetomo, Surabaya, h.109-111
- Siregar,S.2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC, Jakarta,h.279-280.
- Soepardiman, Lily. 2006. Kelainan Pigmen. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Edisi 4.Balai Penerbit FKUI,Jakarta,h.289-292.
- Wolff, Klaus. 2009. Pigmentary Disorders. In : Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th Edition.McGraw-Hill,USA, pp.344-346.
BAGAIMANA DOKTER MELAKUKAN DIAGNOSIS MELASMA
Diagnosis melasma ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinis. Untuk menentukan tipe melasma dilakukan pemeriksaan sinar Wood, sedangkan pemeriksaan histopatologik hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu.15
Pemeriksaan Penunjang
Dengan menggunakan pemeriksaan histopatologik, mikroskop elektron, dan pemeriksaan dengan sinar Wood.
- Pemeriksaan histopatologis :
- Melasma tipe epidermal, melanin terutamaterdapat pada lapisan basal dan suprabasal. Kadang-kadang di seluruh stratum korneum dan stratum spinosum. Sel-sel yang padat mengandung melanin adalah melanosit,14 sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga terdapat pada keratinosit dan sel-sel stratum korneum.
- Melasma tipe dermal, terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
- Pemeriksaan mikroskop elektron :
Gambaran ultrastruktur melanosit dalam lapisan basal memberi kesan aktivitas melanosit meningkat.15
- Pemeriksaan dengan sinar Wood :
- Tipe epidermal, warna lesi tampak lebih kontras.
- Tipe dermal, warna lesi tidak bertambah kontras.
- Tipe campuran, lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak.
Diagnosis Banding
Hiperpigmentasi pasca peradangan dan efelid. Dengan anamnesis yang jelas dan pemeriksaan histopatologi, penyakit ini dapat dipastikan.14
- Post inflammatory hyperpigmentation (PIH)
Pada umumnya pasien datang dengan keluhan utama berupa bercak hitam, bintik hitam, perubahan warna kulit dan noda. Pasien dengan PIH mempunyai riwayat klinikal atau subklinikal atau riwayat trauma kutaneus inflamasi. PIH ialah hasil darirespon patofisiologi dari inflamasi kutaneus seperti akne, dermatitisatopik, liken planus, dan psoriasis.
Gambar 2.3
Hiperpigmentasi Pasca Infalamsi16
Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulityang sering terkena sinar matahari. Dan pada musim panas jumlahnya akan bertambah lebih besar, dan gelap.
Gambar 2.4
Efelid
DAFTAR PUSTAKA
- Abdullah, Benny.2009. Dermatologi. Airlangga University Press, Surabaya.
- Andrianto,Petrus. 1988. Dermatovenerologi. EGC, Jakarta.h.110-111.
- Fitzpatrick,R,Rokhsar,C, 2005. The Treatment of Melasma with Fractional Photothermolysis a Pilot Study, Journal American Society dor Dermatology Surgery,Inc.
- Goldstein BG, Goldstein AO. 1998. Dermatologi Praktis. Hipokrates, Jakarta, pp.229-230.
- Graham, Brown, Burns T. 2005.Lectures Notes on Dermatology. Erlangga, Jakarta.
- Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta, 35-45.
- James WD, Berger TG. 2006. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology, 10th Edition.Elsivier,Philadelphia, pp.854-855.
- Johnson, Bernett L. 1987. Disorders of Pigmentaion. In: Bondi Edward E. Dermatology Diagnosis and Therapy. Departement of Dematology University of Pennsylvania School of Medicine,Philadelphia,pp.201-202.
- Laperee H, Boone B, Schepper SD et al. Hypomelanoses and Hypermelanoses. In:Armando A, James ST, Apra S, editors.Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw – Hill; 2008. p.622
- Lawrence, Clifford M. Dermatology Color Atlas and Text. Europe : Wolfe.
- Muriastutik,Dwi et al. 2010. Melasma. Dalam: Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Airlangga Press,Surabaya,h.173-175.
- Notoatmodjo,S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
- Sawitri, Dwi Muriastutik et al. 2005. Melasma. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. RSU.Dr.Soetomo, Surabaya, h.109-111
- Siregar,S.2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC, Jakarta,h.279-280.
- Soepardiman, Lily. 2006. Kelainan Pigmen. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Edisi 4.Balai Penerbit FKUI,Jakarta,h.289-292.
- Wolff, Klaus. 2009. Pigmentary Disorders. In : Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th Edition.McGraw-Hill,USA, pp.344-346.
Artikel Terkait